Tangerang, Potretsatu.com || Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan kawasan pemukiman menjelaskan bahwa setiap pengembang wajib mengalokasikan lahan yang akan di bangun untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum seperti untuk saluran air, taman bermain tempat ibadah jalan penghubung dan ruang terbuka Hijau.
Bagaimana dengan ruang terbuka Hijau perumahan, Penyediaan dan pemanfaatan RTH mempertimbangkan aspek fungsi ekologis, resapan air, ekonomi, sosial budaya, estetika, dan penanggulangan bencana. Fungsi ekologis meliputi penghasil oksigen bagian paru-paru kota, pengatur iklim mikro, peneduh, penyerap air hujan, penyedia habitat vegetasi dan satwa, penyerap dan penjerap polusi udara, polusi air, dan polusi tanah, penahan angin, dan/atau peredam kebisingan.
Dalam hal terpenting menurut Ketua LSM Ampel Indonesia Deblover/pengembang harus menyediakan tanah untuk ruang terbuka Hijau bagi perumahan agar alam kita terjaga dalam lingkungan yang sehat bagi mahluk hidup, menurut nya juga hal ini Bupati/wali kota di Tangerang Raya harus tegas dalam upaya menjaga lingkungan hidup yang sehat agar anak cucu kita kelak mendapatkan lingkungan selalu terjaga ke asriannya.
“Kami lembaga Lingkungan Hidup Ampel Indonesia akan terus menyuarakan tentang ruang terbuka Hijau dan mengelokasikan tanah untuk masyarakat yang sehat atau pengembang perumahan agar menjaga keasrian daerah yang dikembangkannya dan menjadi wilayah yang sejuk.”jelasnya Ketua Umum LSM Ampel Indonesia.
Dalam ruang terbuka Hijau LSM Ampel Indoensia pun memberikan pandangan “bahwa pohon yang ditanami harus yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, seperti pohon buah buahan agar sosial budaya dalam menjaga alam ini juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar serta berapa Luas Yang diberikan para deblover.” Terangnya.
